top of page

FACE OFF DAN FACE APP

  • Renungan Menara Kembar
  • Jun 9, 2020
  • 3 min read

H. Muhtar Gandaatmaja




Ingatkah John Travolta? Ya, nama lengkapnya John Joseph Travolta, lahir 18 Februari 1954 adalah seorang penyanyi, penari, dan aktor Amerika. Penari disco lagu Bee Gees - Stayin Alive, akrab ditelinga Mahasiswa 1977/1978 an. Irama menghentak, riang dan dynamis cocok sebagai pelarian dari kejenuhan atas soal-soal mata kuliah yang jelimet dari Dosen Killer, julukan Mahasiswa  buat Dosen yang sok acuh dan tidak ramah pada Mahasiswa zaman itu. John juga membintangi beberapa film box office. Satu dari sekian filmnya berjudul Face Off, 1997. Bercerita tentang Sean Archer (John Travolta), agen FBI yang terobsesi untuk menangkap seorang teroris gila bernama Castor Troy (Nicolas Cage) yang enam tahun lalu membuat anaknya terbunuh. Sean Archer merubah wajahnya melalui operasi plastik dengan wajah  menyerupai buruannya Castor Troy. Castor tidak kalah gesit untuk menghancurkan lawannya dia pun melakukan oprasi plastik serupa lawannya. Apa yang terjadi? Castor Troy   bebas leluasa masuk menjambangi anak dan istrinya. Kita tentu maklum apa yang terjadi kalau istri Sean Archer mengangap bahwa yang masuk rumah itu adalah suaminya. Mengaitkan  cerita  film Face off   dengan para penggemar Face App, yang kebanyakan the young mom, kaum bapak juga mulai ikut  ikutan latah merubah rupa foto wajahnya dipajang di medsos, membuat kita  tertawa geli. Bagaimana jika dengan aplikasi wajah itu jadi kenyataan, bahagiakah pasangannya dengan perubahan  drastis menjadi muda cantik/ganteng ataukah sebaliknya? Kalau ini benar, bukan sekedar fantasy, nanti,  mungkin akan terjadi kesemrawutan tatanan sosial budaya dan terjadi tumpang tindihnya norma-norma hukum. Tahun 1980 an, dalam Majalah Panji Masyarakat, yang didirikan buya Hamka, di kolom tanya jawab ada pertanyaan dari pembaca bagaimana hukum operasi plastik. Nara sumber menjawab haram karena merubah ciptaan Allah dan mengikuti angan angan syetan  sesuai ayat 119 Qur’an Surat An-Nisa. Kasus itu diangkat jadi judul skripsi untuk meraih gelar Sarjana Muda, BA.  (Bachelor of Arts). Walau setara D3, gelar BA waktu itu lumayan bergengsi. Dengan gelar ini  nambah energi  “rasa  pede” dekati calon mertua ha..ha….Laku lho, banyak orang tua mau ngangkat kita mantu. Maaf,  sekedar nostalgia  masa indah diguyur teman aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kala sidang telah selesai dan dinyatakan lulus. Apa benar oprasi plastik (OP) itu haram? Buku dan majalah yang relevan dibaca cari kepastian. Tidak puas lewat study kepustakaan,  saya datangi bagian operasi plastik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Yang jawab DR. Cornel,  ahli bedah plastik. Menurutnya  OP itu terbagi dua: operasi plastik rekonsruktif dan operasi plastik kosmetik. Pertama, OP rekonstruktif merupakan  upaya perbaikan bagi pasien cacat akibat kecelakaan atau cacat bawaan.   Menurut syari’at Islam yang seperti ini boleh hukumnya. Yang kedua,  OP kosmetik bertujuan melulu kecantikan. OP macam ini tidak boleh, haram hukumnya. Perbuatan  mengikuti hawa nafsu menuruti angan-angan syetan. DR. Yusuf el Qordhowi, Syeh Al-Azhar Cairo berpendapat  bahwa  siapa  saja yang merubah anggota badan ciptaan Allah hukumnya haram, disamping karena alasan tadi, orang itu dikategorikan kufur nikmat,  termasuk tidak menyukuri anugerah Allah SWT. Bagaimana hukum Face App, kan cuma bohong bohongan?  Bingung juga jawabannya karena gak beneran seperti  OP. Kalau  dikembangkan pada pertanyaan berikut, bukan sekedar halal dan haram, Feace APP itu adakah manfaatnya, apakah dengan itu makin dekat kepada Allah dan tambah syukurkah jika  melihat asli kita tidak secantik produk feace app?  Ini kan iseng, sekedar mengenang  masa lalu apa gak boleh? Kalau ini alasannya, ada cara yang realistis. Ambil foto waktu  SMA atau Mahasiswa,  lalu pandangi dan syukuri wajah  yang gak jelas bentuknya  seperti sekarang ini nyatanya dulu indah dipandang mata. Foto-foto lalu gak punya, habis di makan rayap.  Pandangi anak cucu! Buah jatuh   kan gak  jauh dari pohonnya, itulah kita dahulu. Lalu……senandungkan lagu D’Masif, “Jangan Menyerah”….. ….Syukuri apa yang ada …hidup adalah anugerah……..Wallahu a’lam Penulis: Ketua DKM Masjid Raya Bandung Jabar - Ketua Yayasan al-hijaz Aswaja

Comments


(022) 4240275

©2020 by MRB Online. Proudly created with Wix.com

bottom of page