top of page

JUARA LAHIR BATIN

  • Renungan Menara Kembar
  • Sep 28, 2020
  • 3 min read

Updated: Oct 1, 2020

H. Muhtar Gandaatmaja


ree
Rubrik Ketua DKM MRB setiap Selasa

Visi “Jawa Barat Juara Lahir Batin” merupakan buah kontemplasi Dr. (H.C.) H. Muhammad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D. Akrab dipanggil Kang Emil, Gubernur Jawa Barat sekarang. Sebagai program lanjutan dari visi “Bandung Juara”, sewaktu ia jadi Wali Kota Bandung. Selain keren, unik, kompetitif, berkwalitas, cerdas, visi ini bersandar -sunnatull--asasah--- kepada “Attawazun, ” yaitu prinsip keseimbangan: Lahir dan batin, jasmani dan rohani serta duniawi dan ukhrowi sebagaimana Al-Qur’an mengajari kita (Al-Baqoroh: 201 ; Al Qashshash: 77 ; Al-Isro: 29 ; Al-Mulk:3 dan lain-lain). Visi ini merupakan perpaduan nilai intelektual dan spiritual. Perkawinan dunia kampus dan lingkungan agamis keluarga penggagasnya . Ayah kang Emil, DR. H. Atje Misbach Muhjiddin, S.H. Alm. Putra Kyai Muhyidin, “Mama Pagelaran, ” pendiri tiga pesantren di Sumedang dan Subang, Beliau adalah Kiayi NU, panglima Hizbullah di Kabupaten Purwakarta/ Subang. Pernah ditahan Belanda di Sukamiskin dan Kebonwaru karena bersama santri NU bergerilya melawan Belanda. Ibunda Kang Emil, DR. Hj. Tjutju Sukaesih, dosen Farmasi dan Staff Ahli Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika – MUI Jawa Barat.

Melihat latar belakang pencetus Visi Jabar Juara Lahir Batin, yang pernah menjadi Wali Kota Bandung, diperkuat oleh Wakil Gubernur, H. Uu Ruzhanul Ulum, mantan Bupati Tasikmalaya, cucu kesayangan “Uwa” Khoer Affandi (KH. Khoer Affandi) Alm. Pendiri dan pimpinan Ponpes besar Miftahul Huda. Apa yang kita ragukan? Kita percaya mereka berdua mampu “menakhodai” kapal Jabar yang membawa kita berlabuh di pantai kebahagiaan dengan membawa “piala” kebanggaan, Jabar Juara Lahir Batin. Hanya saja, menghadapi kondisi seperti sekarang, rasa optimisme dan pesimisme kadang silih berganti. Banyak factor yang membuat kita sedikit pesimis, antara lain: Melihat tingkat kesadaran sebagian masyarakat terhadap bahaya wabah ini masih rendah. Ancaman wabah yang mematikan dianggap sepele. Wabah covid-19 menguras pikiran, tenaga, dan dana yang sangat besar. Konon, anggaran untuk program vital lainnya, termasuk rencana membangun atau renovasi Rumah Ibadah, tak terkecuali Masjid Raya Bandung Jabar sebagai Masjid kebanggan warga Jabar, dicancel karena dananya tersedot untuk menangani masalah pandemic covid-19. Ditambah dengan “Sense of Crisis” sebagian oknum para “tokoh penting” rendah juga. Dalam keadaan rakyat sedang susah, mestinya dibantu. Uangnya justru ditebarkan di mana-mana sekedar untuk mengumpulkan massa. Lazimnya terhadap orang sedang duka, tepat kalau kita hibur dengan nasehat yang baik dan penuh cinta kasih sayang , supaya optimisme hidupnya bangkit. Yang terjadi, sebaliknya, panggung politik dimanfaatkan untuk agitasi dan provokasi agar rakyat marah. Padahal persoalan yang dihadapi bangsa kita adalah persoalan bersama. Bukan urusan pemerintah semata, saya, kamu atau “kami,” tapi masalah “kita.” Salah satu kunci penting mengurai keruwetan ini adalah “kebersamaan.” Selain itu, melihat kesibukan yang luar biasa dari para pemimpin kita, termasuk para Gubernur, seolah olah tidak ada masalah lain yang harus diselesaikan kecuali wabah corona saja. Terkesan, tidak serius melibatkan Tuhan di dalamnya. Kita punya Tuhan, Allah SWT. Persoalan serumit ini, mustahil dapat kita atasi sendiri tanpa kehadiran-Nya. Saat yang tepat sekarang, membangun kembali keseimbangan antara kemampdiri uan dengan kebergantungan kepada Tuhan. “Kami” mengundang kang Emil dan Kang Uu, hadir di Masjid Raya Bandung Jabar dan di Masjid lainnya, untuk “Refreshing” dan adu balap dengan pengurus Masjid memburu rahmat Allah dengan mengasah jidat di atas sajadah. Pengurus dan jamaah akan terhibur dari segala kesulitan bila keduanya bisa hadir di sana. Sebulan, dua bulan atau tiga bulan sekali. Insya Allah pertolongan Allah akan tiba dan berkah buat Jabar khususnya. Keberkahan itu penting karena yang kita perjuangkan bukan hanya sekedar visi lahir batin, tapi “ Juara Dunia Akhirat.” Amin!


Penulis:

Ketua DKM Masjid Raya Bandung Jabar

Ketua Yayasan al-hijaz Aswaja Bandung

Comments


(022) 4240275

©2020 by MRB Online. Proudly created with Wix.com

bottom of page